1.10.12

Harapan itu untuk PLN dan Saya

Mengenal PLN itu ketika kampung saya di Sukabumi mulai menggunakan energi ini, semua masyarakat disana selalu berharap agar cepat dilakukan penerangan. Sebelumnya, masyarakat mampu di kampung saya menggunakan PLTA buatan sendiri. Waktu itu saya masih sangat kecil sehingga tidak dapat mengingat jelas. Akhirnya, kampung saya di aliri listrik PLN juga, tepatnya kapan sudah sangat lupa. Saya masih ingat senyuman masyarakat kampung dan kegembiraan anak-anak itu tidak bisa tergantikan pada saat itu. 

Waktu semakin berlalu dan kampung saya itu sudah terang karena energi yang dibangkitkan oleh PLN dan semua informasi sudah mudah diakses baik dari televisi maupun radio. Dengan usia saya yang masih sangat kecil waktu itu, pernah terfikirkan kenapa kami ini seperti terasingkan dan merasa ketidak adilan.Tapi, Terharu, sedih, senang dan gembira ketika saya menyaksikan betapa senangnya masyarakat kampung ketika sudah ada cahaya lampu menerangi di setiap rumah. 

Pasti tidak akan terbayang,  seperti di sinetron-sinetron FTV sekarang saja mungkin. Setelah lulus SD saya hijrah/merantau ke Bandung, kebetulan hampir sebagian besar keluarga saya adalah guru (pengajar) jadi orang tua sangat mendukung sekali ketika saya akan melanjutkan pendidikan di kota kembang Bandung. Dalam fikiran sudah sangat terbayang gemerlapnya kota, sekolah yang bagus dan teman-teman baru. Ketika itu saya sangat percaya diri bahwa dapat bersaing dengan anak-anak kota  karena pada saat SD selalu menjadi rangking 1 (setiap dapat hadiah selalu merasa biasa, namun hati senang ketika tidak dapat tersaingi selama 6 tahun)hehehe....kesombongan masa kecil.

Fikiran dengan kenyataan itu tidak selalu sama, setelah saya menjalani ternyata tidak semudah yang di bayangkan, level pendidikan kampung dan kota memang sangat jauh. Pada saat itu, sempat jatuh bangun untuk dapat mengejar dan memahami pelajaran. Dari pengalaman tersebut saya bisa mendapat pelajaran bahwa jadi orang jangan terlalu percaya diri apalagi sombong.

Cerita saingkat saya dalam menempuh pendidikan di kota Bandung yaitu di SMPN 1 Bandung, alhamdulillah sih suka masuk 10 besar, di SMAN 15 Bandung juga sedang-sedang saja, namun ketika saya masuk di Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) mulai terfikirkan untuk rajin belajar, meraih IPK > 3 dan alhamdulillah dapat beasiswa sampe lulus karena dapat mempertahankan IPK. Selain itu juga saya berharap setelah lulus dapat segera mendapatkan pekerjaan.

Masa transisi antara lulus kuliah dan pengangguran, alhamdulillah tidak lama setelah saya wisuda pada bulan Oktober 2008,  mengikuti awal seleksi bulan November 2008 dan pengumuman akhir diterima kerja PLN pada bulan April 2009. Begitu besar anugrah yang telah diberikan oleh-nya (Allah SWT), karena tidak membutuhkan waktu lama saya menganggur.

Menginjak masa kerja alias menjadi pegawai  PLN itu ternyata tidak mudah karena harus menjalani latihan militer dengan kopasus, pembidangan yang setiap hari di suapi materi sampai ngantuk-ngantuk di kelas, pelajaran disiplin, OJT (On the Job Training) selama 1 tahun dan terakhir telaah staff seperti sidang TA ketika mau lulus kuliah. Pada saat menjalani memang terasa sulit, namun setelah dilewati banyak kenangan, pelajaran dan hikmah yang dapat diambil.

Sebelum terjun langsung sebagai pegawai PLN saya pernah mendengar selentingan dari orang-orang  bahwa enak dalam tanda kutip menjadi pegawai PLN itu karena katanya banyak ga kerjanya (sempat terfikir, wah saya bakal menghabiskan uang rakyat cuma-cuma nih). Dibayangkan sebelumnya, wah saya bakal pulang normal, bisa main-main, dapat gaji besar dan hidup ini sungguh akan menjadi senang.

Kenyataannya, tidak seperti yang saya fikirkan dan bayangkan sebelumnya. Di PLN ini saya mengalami berbagai macam tantangan yaitu ketika pengetahuan di uji, mental kepribadi di uji, mental dengan berbagai suasana dan situasi lingkungan yang berbeda pun di uji, bahkan fisik pun sudah di uji dengan bekerja 24 jam dan alhamdulillah sudah saya alami selama bekerja di PLN ini. Namun, ada beberapa keprihatinan saya di PLN yang selama ini saya amati karena masih terdapat beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab meskipun jumlahnya tidak banyak, tapi saya yakin jika sistem selalu ada perubahan menuju yang lebih baik mungkin PLN ini akan semakin baik juga baik sebagai perusahaan maupun dalam hal melayani pelanggan/konsumen. Harapan saya untuk PLN ini tetap selalu memberikan yang terbaik untuk seluruh masyarakat indonesia, karena belum semua dapat menikmati energi yang dibangkitkan ini (listrik) terutama pelosok-pelosok yang aksesnya sangat sulit. PLN sedang berusaha dan sudah berencana akan menerangi seluruh wilayah indonesia agar semua masyarakat dapat tersenyum diantara cahaya-cahaya lampu yang menerangi.

Semoga saya merupakan salah satu orang yang dapat dikatakan ikut berkontribusi dalam melayani masyarakat dan PLN ini menjadi lebih baik. Meskipun, suatu ketika masih merasa tidak di hargai lebih bahkan tidak dilihat sama sekali hasil keringat untuk PLN ini (perasaan yang manusiawi). Meskipun demikian, saya selalu ingat nasihat orang tua yang berkata seperti ini 'kamu bukan bekerja untuk orang, tapi kamu bekerja untuk masyarakat dan anggap ini semua merupakan ibadah' sangat klise, tapi itu menjadi prinsip saya bekerja di PLN dan dapat mengikhlaskan semuanya. Ini bukan untuk saya, bukan untuk perusahaan tapi untuk mereka. Jika perusahaan semakin baik, serta orang-orangnya juga mempunyai motivasi untuk melayani maka PLN akan bersinergi.

Beberapa kata sebelum mengakhiri tulisan ini, PLN itu adalah perusahaan sebagai media untuk membangkitan Energi listrik yang berguna untuk menerangi dunia, tidak akan mengalami ketakutan karena dalam kegelapan akan ada cahaya lampu yang menerangi, tawa, senang, terharu, sedih, akan selalu ada dalam cahaya yang menerangi. Semoga PLN ini akan dapat merubah wajah indonesia kedepan-nya menjadi lebih baik. 





No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...