9.1.13

Wanita Teknik


Pernah nyangka ga sih, kita ke depannya akan seperti apa?

Saya yakin, semua orang tidak akan bisa pernah menjawab pertanyaan diatas. Kita sebagai manusia boleh berusaha untuk masa depan, namun Allah yang tetap akan menentukannya nanti. Kali ini saya akan mencoba berbagi cerita, kenapa saya mengangkat atau terpikirkan mengenai pertanyaan diatas?. Karena saya berharap ini bisa memberikan semangat untuk siapapun pembacanya, atau dapat membangkitkan ingatan mengenai hikmah yang dapat diambil dimasa lalunya.

Ketika saya termenung dan merenung, tidak berusaha mengingat juga. Namun, entah kenapa akhir-akhir ini terlintas apa yang pernah saya katakan dimasa lalu yang menjadi keinginan dimasa depan. Berawal dari saya memilih jalur yang tidak biasa pada jenjang perkuliahan, kenapa tidak biasa?. Karena pada saat itu saya mempunyai keinginan menjadi wanita teknik, padahal orang tua sangat berharap saya bisa menjadi wanita non teknik dengan alasan agar dapat menjadi wanita kebanyakan. Pasti pada bingung dengan apa yang dimaksud wanita kebanyakan?, yah yang artinya itu wanita yang bisa bersolek, rapi dan cantik. Sedangkan imej dari wanita teknik sendiri biasanya identik dengan cuek, urakan dan tidak memperhatikan penampilan (yah...seperti saya sekarang hahaha). Namun, sebetulnya tidak bisa disamaratakan juga tergantung Jurusan dan kembali kepada orangnya masing-masing.

Apa sih alasan utama yang ada difikiran saya memilih menjadi wanita teknik?

Tidak Pede dengan apa yang saya punya, karena waktu itu berfikir mana ada bank yang mau menerima wanita dengan badan yang kurang tinggi seperti saya. Memang waktu itu pemikiran saya masih terlalu sempit dan baru tersadar sekarang harusnya itu bukan jadi alasan, karena tersirat ada rasa kurang bersyukur kepada Allah SWT. Menyadari itu sekarang saya hanya bisa istigfar saja, karena saya yakin setiap manusia sudah diberi jalannya yang penting berusaha.

Waktu SMA saya sangat insten bergaul dengan wanita, mempunyai genk, memiliki barang yang sama, kemanapun harus bareng-bareng, suka duka bersama-sama dan hal itu ternyata menuai protes dari keluarga. Saya jadi tidak terlihat mandiri katanya dan keluarga sangat ketakutan waktu itu dengan pergaulan remaja ketika SMA. Padahal waktu SMA saya berteman satu genk dengan wanita-wanita cantik yang sangat baik dan meneriama saya apa adanya sebagai temannya. Kalau ngebahas teman-teman SMA itu suka jadi kangeun, karena kita tidak pernah ada kesempatan untuk dapat reunian lagi sekarang (sudah punya kehidupan sendiri-sendiri). Kembali ketopik awal, waktu itu terfikir juga bahwa saya berteman dengan pria mungkin tidak akan terjadi protes lagi, pemikiran itulah yang membuat saya sangat tertarik dan mantap untuk mengambil kuliah dengan Jurusan Teknik. Teknik Konversi Energi yang menjadi pilihan dan peminatnya mayoritas pria. Setelah saya bergaul dan berteman dengan pria-pria tersebut, memang lebih asik, dunia mereka simple dan ga ribet. Tapi ternyata, perlakuan keluarga sangat keras sekali waktu itu mengenai pergaulan (perkiraan saya meleset). Tidak pernah saya diijinkan menginap di kos-kosan teman meskipun wanita, dan terpaksa walaupun ada tugas yang dikerjakan hingga jam 2 pagi dini hari tetap saja saya harus diantarkan kembali pulang ke rumah. Heum..Tapi saya menyadari sekarang, semua yang dilakukan keluarga itu adalah hanya untuk kebaikan.

Selain itu saya berfikiran bahwa menjadi wanita teknik itu keren, tangguh, mandiri, mempunyai otak cerdas dan yang paling utama tidak mengandalkan dari penampilan saja. Alhamdulillah, dengan menjadi wanita teknik memang terasa menjadi kuat dan ga lembek (dalam arti tidak mudah nangis lagi). Mental juga di uji, tidak hanya dengan mata kuliah yang dipelajari namun dengan lingkungan dan tantangan-tantangan yang dihadapi. Dalam hal ini saya bukan menganggap remeh non teknik loh ya, namun hanya menggambarkan bahwa teknik itu tidak hanya bisa digeluti oleh pria saja, namun wanita pun pasti bisa.

Harapan menjadi wanitaTeknik

Waktu itu saya mempunyai cita-cita dan harapan menjadi orang lapangan, jujur saja banyak orang yang disekitar mencibir, "mana mungkin wanita dapat menjadi orang lapangan". Pernah merasakan sakit hati, namun kalo difikir masuk akal juga (mana ada wanita yang bisa mengangkat barang dengan beban 10 kg hahaha). Tidak hanya itu saya juga pernah mengikuti wawancara kerja di salah satu perusahaan ternama di dunia pembangkitan, mereka bilang "hanya kamu saja dalam perekrutan kali ini yang lolos, jurusan mesin tapi wanita dan sampai ketahap ini". Mendengar itu, jujur saja saya sudah ga konsen, semua yang ditanyakan jawabannya ngawur, bahkan ada salah satu dari 5 pewawancara menanyakan "yakinkan saya jika kamu bisa dilapangan dan tidak merepotkan pria yang lain". Sesak rasanya dan kesal, dengan terbata-bata saya bilang "saya rajin, saya mandiri, saya kuat, saya ga cengeng dan saya juga suka kotor-kotoran". Kalau ada video wawancaranya mungkin saya sudah terlihat beloon waktu itu. Hahahaha.....Tapi, alhamdulillah ga keterima disana dan hikmahnya saya diterima di Perusahaan tempat saya bekerja sekarang.

Bagaimana Prosesnya?

Pada awal saya bekerja di Perusahaan ini, mungkin cukup membuat bingung bapak-bapak bagian SDM. Kenapa?, karena jika ditanya "basic pendidikan kamu apa?" dan saya pasti jawab "Teknik Konversi Energi pak". Mereka pasti bingung mau dikemanakan dan ditempatkan dibagian apa wanita teknik yang berlatar belakang kuliah Teknik Konversi Energi yang dikenal sebagai jurusan Teknik mesin ini. Bermula dari saya On The Job Training, dipandang sebelah mata sebagai wanita teknik, tidak boleh kelapangan, dikhawatirkan, awas hati-hati jatuh, dikantor aja biar laki-laki yang tangani dan lain sebagainya (yang setiap hari membuat dada sesak). Dalam kondisi tersebut, pernah merasakan tidak enak karena merasa tidak berguna dan tidak dibutuhkan di Perusahaan ini.

Jika niat baik, hati baik, pasti ada jalan, Insyaallah. Tiba-tiba waktu itu saya dipindahkan ke Unit Proyek untuk menjadi salah satu tim pengetesan. Alhamdulillah, waktu itu hati saya sangat senang dan berniat akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Dimulai dengan mengawasi dari bukan bidangnya, sampai pernah menggeluti dua bidang berbeda-beda, namun saya syukuri dan diambil nilai positifnya waktu itu. Terlihat aneh mungkin oleh lingkungan sekitar, namun waktu itu saya tidak peduli karena yang saya lakukan baik (mudah-mudahan) dan tidak merugikan orang lain.

Suatu ketika saya diberikan kesempatan penuh oleh Bos saya menjadi pengawas lapangan. Akhirnya, bisa leluasa juga mengenal unit ini, bukan hanya yang saya awasi saja namun yang lain pun berusaha saya kenali dan pelajari. Bertanya, melihat aktual, baca manual book dan yang pasti mengikuti setiap ispeksi dan pengetesan yang dilakukan. Semua ternyata tidak ada yang sia-sia, yang saya lakukan itu bahkan bukan hanya karena perintah, namun juga inisiatif dengan maksud sebagai dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan di dunia Pembangkit. Alhamdulillah, saya sangat mendapatkan hikmah positifnya dari yang sudah saya lakukan (nanti saja saya cerita hal-hal positif yang saya dapatkan). Ternyata, perkataan dan keinginan saya waktu dulu sudah terlaksana. Merasakan menjadi orang lapangan, bergaul dengan pekerja, pahit, senang, sedih dan lain-lain.


Check Clearance LP Turbine

Check Clearance LP Turbine

Inspeksi Circulating Pipe bawah tanah

Tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, karena saya pun sadar akan menemukan jalan hidup yang berbeda nanti. Tapi, alhamdulillah dunia lapangan itu sudah pernah saya rasakan dan mantan Bos saya pernah bilang "tidak akan selamanya menjadi orang lapangan, manfaatkanlah kesempatan sekarang". Dalam hidup itu tidak ada yang tidak mungkin, jika merasa yakin dan bisa maka lakukanlah. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi orang-orang yang tidak percaya diri, yang tidak yakin pada apapun, karena kita harus yakin bahwa hidup itu penuh proses tidak akan sekali jadi. Maka, nikmatilah prosesnya, ambil positifnya dan lakukanlah apa yang dapat dilakukan sebisanya (tidak dipaksakan). Sehingga suatu saat kita akan dilihat mereka bahkan dunia, bukan dari penampilan, namun dari diri kita sendiri. Yakin dan percaya juga bahwa Allah SWT akan selalu memberikan jalan pada hambanya. Jangan lupa berdoa, berikhtiar, sabar dan tawakal.

-Semangat-
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...